Monday, September 15, 2008

kowe i aneh

“Kalian wong telu, beda dewe i kowe og.”

“Kowe i cah wedok paling aneh ning kene.”

“Kowe i aneh dewe og Rik.”

“Kowe i nyet cah aneh.”

“Kandhani kowe ki sing paling aneh di antara konco-koncomu.”

Itu adalah beberapa komentar yang sering saya dengar dari teman PPL saya yang bisa dibilang tua orangnya –secara umur dan angkatan, kalo pikirannya hehe saya kok sangsi ya. Setidaknya satu dari sekian kalimat di atas saya dengar setiap kali ada acara infotainment atau kalau ada teman saya yang dandan atau berkaca.

"Aneh"

Ugh, asosiasinya kok negatif banget.

Kalau ‘Beda’ sih masih bisa diterima, setidaknya tidak berkesan negatif. Lha ini, aneh, ugh…

Saya pertama kali disebut aneh gara-gara saya tidak suka nonton acara gossip di base camp PPL. Waktu itu TV sedang menyala dan acaranya Silet dan saya lupa siapa yang jadi bahan ‘silet’annya. Saya mendengus –nyinyir- waktu itu. Saya buang muka dan duduk bersandar kepala di kursi empuknya perpus. Eh, dibilangin aneh gara-gara cuma saya seorang yang nggak nggagas acara itu. Hegh, gitu doang… Salah ya kalau nggak suka?

“Kowe ki beda og, kancamu e dho seneng gossip, kowe ga seneng dhewe.”

Saya menjawabnya dengan cengiran.

Waktu saya kembali ke kursi saya di dekat pak Komentator, dia bilang “Kowe nyet aneh og.” Bah!

Saya dibilang aneh gara-gara saya nggak pernah kelihatan –setidaknya oleh komentator tetap saya- dandan atau setidaknya bercermin di base camp PPL. Heh, masa kaya gitu dibilang aneh? Aneh apanya? Saya tidak suka dandan di hadapan khalayak ramai –hiperbola- kok dibilang aneh. awalnya beda, tapi buntutnya yang keluar kok vocab ‘aneh’. huh… Dua teman saya memang cewek dandy banget, suka dandan. Tapi apa salah kalau aktivitas dandan saya jadikan sebagai hal pribadi?

“Lha trus opo salahe nek aku ra seneng dandan?”pernah saya tanya.

“Yo… kowe I gur aneh wae. Aneh dewe kowe ki. Pokoke aneh.”

Hah? Hanya itu? Saya tidak tahu apa yang salah, yang saya dapat lagi-lagi kata "aneh".

Saya juga tidak berminat untuk dandan atau bercermin atau merelakan mata dan telinga menikmati infotainment hanya demi menghilangkan imej "aneh" yang diberikan pada saya. Prinsip ya prinsip, mau dibilang aneh ya up to you you ae.

Anggap saja orang yang mengomentari saya sedang –masa selalu?- kurang kerjaan. Di antara kaum adam di base camp cuma dia yang cerewet ‘nganeh-anehin’ saya. Eh, jangan salah, itu betulan komentar aneh, bukan bentuk perhatian apalagi affection lho ya, considering dia yang suka ngecroki siapapun kalau lagi ada kesempatan dan niat.

Bhew… PPL… ada-ada saja.

No comments: