Wednesday, January 14, 2009

pre-election

Kemarin tetangga saya datang dan bilang pada ibu saya, "Dhe, purun duit mboten? ming ngangge fotokopi ktp, mengke angsal seket."
Lalu ibu saya tanya uang apa, darimana. Lalu tetangga saya bilang kalau itu dari partai X. LAngsung saja saya teriak-teriak dari kamar,"Halah, bukane ktp-mu keri no kidul? Kowe sih, lalen..."
saya juga bilang pada tetangga saya kalau ktp saya sedang dipakai untuk jaminan sewa buku. padahal itu semua kebohongan saya saja. habis saya bingung gimana menolak dengan cara halus, apalagi kalau yang ngomong sama tetangga yang udah kayak sodara sendiri.

bayangpun, baru bulan januari sudah sibuk serangan pagi buta. saya tidak habis pikir, kenapa sih uang selalu jadi senjata ampuh segala hal? kenapa masih ada yang mau menerima uang yang tidak jelas asal-usul dan kembalinya? apa mereka nggak nyadar, kalau uang yang mereka terima pasti akan menguap, membawa serta harta mereka sendiri? apa mereka tidak tahu, kalau suatu saat mereka harus membayar jauh lebih banyak untuk uang yang mereka terima? apakah uang semacam itu bisa dimasukkan ke kantong 'halal'?

just in my personal opinion and question, uang yang dikeluarkan untuk hal semacam itu jumlahnya tentu bisa bikin mabuk. dari mana asalnya? uang pribadi? coba ditilik lagi, jika mereka sukses, berapa uang yang menjadi hak mereka? kapan uang yang mereka pakai untuk campaign bisa kembali? terlalu lama tidak kembalinya? apa mereka sabar menunggu sambil bekerja serius untuk rakyatnya? di tempat baru yang basah, seberapa kuat mereka menjaga diri untuk tetap kering?

saya cuma bisa nyengir waktu ada serangan pagi-buta yang kemalaman datang ke rumah. saya sih nggak percaya kalo itu cuma yang namanya 'sekedar'. apalagi pake ktp? yang bener aja? saya sih ogah nerima duit yang nggak jelas begitu, walaupun one day saya mungkin juga harus ikut mengembalikan uang nggak cetho itu ke tangan pemiliknya yang juga nggak cetho.

hahaha, ada-ada aja, dari dulu selalu seperti itu.

oh iya, ada juga yang membuat saya geli di masa pre-election ini. di sepanjang jalan saya melihat poster, pamflet, bendera atau apalah, pokoknya yang gambarnya caleg-caleg daerah. saya tertawa waktu melihat gambar caleg dicetak berdampingan dengan tokoh masyur atau anaknya yang juga pernah berkuasa. entah kenapa saya merasa geli, mungkin karena saya memandang hal tersebut semacam usaha caleg mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh itu. saya tertawa dalam hati dan cuma membatin "Apa ngaruh kalo dikasih fotonya Pak X? lha apa kamu seperti dia? maumu kali.."

ya ampun... saya susah menahan diri untuk tidak mengkritik, menghujat atau memprotes orang lain. toloooong..... is it good or bad?

No comments: