Pagi ini aku mampir ke kos Dodol untuk mengambil flasdisk tersayang yang dipinjamnya minggu lalu. I need it to copy and save some datas.
Then, as usual, we chatted anything. (I actually wanted to take the fd and go home immediately, but… it didn’t work).
Ujung punya ujung, aku merampok beberapa lagu dan videonya yang lucu-lucu. Kubuka folder musik, lalu Dodol menawariku membuka folder movie, jelas aku antusias –film gitu lho, hehehe. Ada juga filmyang sudah pernah kutonton, langsung saja aku tanya, “Eh, wis nonton sing iki? A Moment to Remember.”
Guess how she reacted.
“Asem, asem, asem!”itulah reaksinya waktu kutanya.
Jelas aku ngakak, lalu aku tanya lagi, “Nangis?”
“Asem, asem, asem!”masih reaksi yang sama, lanjutnya “Aku wis nonton ping telu.”
“Mesthi nangis kabeh,”tebakku.
“Ho’o,”jawabnya, lalu… “Asem!”dia misuh lagi.
Wakakakak! Berani taruhan, dia pasti nonton filmnya sendirian, gengsi kalau ketahuan nangis, wakakakak (That’s exactly what I do too)
*Mungkin sebaiknya kami mendirikan klub Gengsi Nangis atau Anti Sinetron Ra Mutu.*
A Moment to Remember mungkin salah satu dari sedikit hal yang bisa membuat kami menangis –eh, nggak juga ding, wong Dodol baru aja nangis je- ralat, maksudnya aku yang susah nangis. Tapi apa iya, aku susah nangis? Mungkin lebih tepat dibilang ndableg, hehehe. Tapi kalau ndableg kok aku juga nangis waktu nonton A Moment to Remember?
Habis… ceritanya tragis romantis gitu…
Fyuh… hari ini nglanturnya banyak juga ya… Ra mutu…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment