Entah sampai kapan aku akan membiarkan dinding es berdiri di antara aku dan seorang teman sekelas sekaligus teman PPL-ku. Aku memang tidak bias –tepatnya tidak boleh- marah lebih dari tiga hari, tapi aku bisa tidak suka pada seseorang seumur hidupnya. So, gimana ini?
Masalahnya mungkin kelihatan sederhana. Tapi masalah seremeh apapun jika muncul di saat yang tidak tepat –atau justru saat yang paling tepat- bias berakibat sangat fatal. Seperti halnya kasusku dengan seorang teman PPL di hari-hari terakhir PPL. Mungkin sepele jika meminta ku untuk menggantikan jam mengajarnya. Tapi karena sebelumnya aku sudah dibuat bad-mood dengan masalah lain, reaksiku jadi jelek sekali. Apalagi aku merasa caranya sangat tidak menyenangkan, sudah berapa kali temanku yang satu itu berlaku seenaknya. Aku diminta menggantikannya dengan cara yang tidak enak: mendadak.
Hari itu aku benar-benar tega untuk menolak apapun permintaan yang tidak terdengar seperti permintaan darinya. Akung, akhirnya aku tetap menggantikannya karena guru pamongku sendiri yang memintaku secara langsung. Dan aku bilang pada teman PPL-ku yang cs kalau “Aku sekarang benar-benar marah” dan berusaha sekeras mungkin untuk tidak swearing dan membanting hape. Lucunya, malah temanku yang c situ yang marah-marahnya kelihatan jelas, bahkan dia langsung sms pada ybs sebelum aku sendiri membalas sms temanku yang innocent itu.
Sumpah, aku sangat-sangat-marah sekali, sampai aku tidak bias berkata apapa –walaupun beberapa menit kemudian aku sms sahabat aku yang PPL di sekolah lain, dan swearing2 via sms-nya.
Hari berikutnya, mungkin, the innocent girl mau memberi excuses atau penjelasan apalah itu, tapi entah kenapa aku otomatis menghindar, aku tidak tahu kenapa aku bias begitu muak melihatnya. Selanjutnya…dia nggak mendekati aku anywhere anytime.
Dan sekarang… aku mungkin sudah tidak marah, tapi tetap saja temboknya masih berdiri kokoh. Entah sampai kapan. Mungkin memang seperti yang kukatakan tadi, aku tidak bias marah lebih dari tiga hari, tapi aku bias tidak menyukai seseorang seumur hidupnya.
Jelek ya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment