I don’t socialize. Itu lebih tepat saya katakan daripada “Aku tidak punya teman.”karena setelah dipikir-pikir saya sendirilah yang tidak berminat bersosialisasi. Seperti kata ibu saya, bukannya saya yang nggak ada temen, tapi saya yang nggak mau temenan, hehehe. Temenan? Sama ibu-ibu, kakek-nenek, bapak-bapak, gitu? Itu sih beda kasus, beda dong ‘bermasyarakat’ dengan ‘berteman’. Tapi sama aja ding, saya juga nggak bermasyarakat kok. Buat saya yang loner mungkin nggak begitu masalah punya temen geng apa nggak. Hehehe, as I had a bad experience about friend and friendship gitu, fyuh, leave it.
Parah lagi sekarang, (apa malah bagusnya ya?) saya mulai dibuat keriting, corat-coret nyusun proposal and the gank, jadi nggak ada waktu buat hang out. Eits, bukan itu ding masalahnya, tapi karena satu dan lain hal saya harus tetap tinggal di rumah –jadi nggak bisa ketemu temen-temen kuliah- dan mengerjakan segala tugas kuliah di rumah. Sesekali saya juga kota-kota sih, kan masih harus ngelesi tiga bocah yang duduk di kelas tiga semuanya. Berhubung ibu agak susah ditinggal kota-kota seperti dulu –saya bisa online di Solo 5 hari seminggu- jadi saya agak ketinggalan film “Jungkir Baliknya Anak-anak ED’05 FKIP UNS dalam Menghadapi Penghujung Kuliah” wakakakak. Yah…sayang, sekarang jadi sering offline. Ndak-pa-pa-lah…segala hal butuh perngorbanan, dalam kesusahan selalu ada kemudahan, dalam kesusahan selalu ada kemudahan, begitu…. Jadi ya…space is not an obstruction, wokey?!
Tapi pusing juga musti main emosi di rumah. How to stay calm and cool, how to be patient…ya ampun… tolong… saya paling susah kalau harus main sama yang namanya emosi. Puah.
Yah…….. Do your best lah Rie. Sesudah kesusahan selalu ada kemudahan Rie… hanya dua pihak yang bisa mengubah nasib Rie…salah satunya ya kamu itu…
Kriting juga ini orang, topik kok meloncat-loncat nggak genah. Ini kali ya yang namanya ‘nggak bisa ngatur’ hehehe...
SEMANGAT!!! However… SEMANGAT SEMANGAT SEMANGAT!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment